Bonyeon merupakan bahan sederhana yang terdiri dari limbah sisa pertanian dan perikanan yang diikat dengan bahan pengikat mikroba. Keunikan desain ini terletak pada kemampuannya untuk dengan mudah ditemukan dan diproduksi oleh individu, serta kemampuannya untuk meniru warna dan tekstur alami. Bonyeon juga kaya akan aroma alami dari limbah sisa tersebut. Selain itu, bahan ini ringan namun tahan lama, dan mengandung mineral dan zat tumbuhan yang dapat meningkatkan kualitas udara dan mengatur kelembaban. Hal ini membuatnya cocok untuk berbagai produk kehidupan, seperti lampu atau ubin dinding, dan dapat terurai sepenuhnya di lingkungan alami.
Proses pembuatan Bonyeon melibatkan lapisan tipis adhesif yang terdiri dari protein dan mikroorganisme, yang dicampur dengan limbah sisa pertanian seperti dedak beras, kulit kayu, dan rumput laut. Campuran yang halus ini menciptakan aroma dan warna yang tidak kehilangan sifat alaminya, serta menambahkan tekstur permukaan yang unik untuk menyelesaikan kesan alami. Bahan ini juga dapat dengan mudah dimodelkan dengan mengontrol kekuatan dan elastisitasnya menggunakan adhesif alami.
Bonyeon hadir dalam tiga varian, yaitu dedak beras dan serbuk gergaji, rumput laut dan daun seledri, serta dedak beras dan kulit kayu. Sebagai prototipe, Bonyeon telah diaplikasikan dalam lampu dan nampan. Ukuran objek lampu yang disajikan adalah W190 mm x D190 mm x H220 mm dan W190 mm x D190 mm x H125 mm. Sedangkan ukuran objek nampan yang disajikan adalah W60 mm x D160 mm x H60 mm, W93 mm x D106 mm x H50 mm, dan W70 mm x D110 mm x H26 mm.
Bonyeon tidak hanya berinteraksi dengan pengguna, tetapi juga dengan ekonomi lokal dan lingkungan. Bahan biodegradable ini memberikan stabilitas dan vitalitas kepada pengguna melalui tekstur dinamis dan aroma yang nyaman. Pengguna dapat membuangnya di halaman rumah, laut, atau tanah seperti kulit pisang, dan tidak ada zat berbahaya yang tersisa dalam proses penguraian. Selain itu, Bonyeon yang terbuat dari limbah sisa pertanian dan perikanan juga menciptakan pendapatan tambahan bagi desa-desa pertanian dan perikanan, yang membantu membangkitkan kembali ekonomi lokal dan mengurangi kesenjangan pendapatan.
Bonyeon merupakan proyek yang sedang berlangsung. Prototipe ini dirancang pada tahun 2019 dan berbasis di beberapa wilayah di Korea, seperti Geochang, Wando, dan Nonsan. Jooen Lee terus bekerja untuk meningkatkan keberlanjutan bahan dan menciptakan solusi bagi berbagai pelanggan. Dengan peningkatan transportasi yang lebih baik, diharapkan Bonyeon akan sepenuhnya menjadi netral karbon pada tahun 2022. Jooen Lee juga berencana untuk mendirikan koperasi di pedesaan guna meningkatkan produksi sambil terus memasok pasar domestik.
Ide penggunaan limbah sisa dan mikroba dalam desain ini muncul sebagai perwujudan produk berkelanjutan, yang diwujudkan dalam bentuk baru dengan menerapkan prinsip keberlanjutan siklus. Bonyeon menggabungkan metode konstruksi yang unik dan desain yang berorientasi pada alam untuk menciptakan objek yang halus dan tidak biasa. Ini adalah hasil dari tahun-tahun penelitian dan eksperimen untuk memanfaatkan sumber daya yang terbuang dengan modal yang sedikit. Bonyeon secara artistik menciptakan simbiosis yang bermakna antara pengguna dan komunitas lokal.
Desain Bonyeon tidak hanya menawarkan keindahan dan kepraktisan, tetapi juga memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan dan ekonomi lokal. Dengan menggunakan limbah sisa, desainer dapat menggabungkan aroma, tekstur, dan warna yang unik. Dengan adhesif alami, mereka dapat mengontrol kekuatan dan elastisitasnya. Selain itu, penggunaan limbah sisa juga menciptakan pendapatan tambahan, yang membantu membangkitkan kembali ekonomi pedesaan di Korea.
Bonyeon adalah bukti nyata bahwa desain dapat menjadi solusi untuk masalah lingkungan dan ekonomi. Dengan inovasi seperti ini, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Desainer Proyek: Jooen Lee
Kredit Gambar: #1~5 Photographer, Hyunggyu Kim, 2021.
Anggota Tim Proyek: Jooen Lee
Nama Proyek: Bonyeon
Klien Proyek: Jooen Lee